Patung simbol perjuangan masyarakat Banten, yang berada di jantung Kota Serang, rusak tidak terawat ( Poto End)
SERANG | KJBNUSANTARA - Patung monumen perjuangan, yang berada di tengah-tengah Alun-alun Kota Serang terlihat kumuh dan tidak terawat. Bahkan salah satu patung hancur dan hanya terisa bagian kakinya saja.
Padahal, patung yang diresmikan pada 24 November 1980 oleh Gubernur KDH TK 1 Jawa Barat, H A Kunaefi ini menjadi simbol perjuangan masyarakat Banten melawan penjajah untuk kemerdekaan Indonesia.
Mirisnya, kini simbol tersebut menjadi pemandangan yang biasa saja, sebab dalam kondisi hancur pun patung lambang perjuangan itu belum saja diperbaiki hingga saat ini.
Ada tiga patung yang tersisa dari empat patung pada monumen itu. Ada patung menggunakan ikat sorban di kepala dengan golok terkepal di tangan, satu patung pejuang memegang bambu runcing dan tentara berpeci dengan memegang senapan, serta, satu patung pejuang tertunduk yang kini hanya tinggal bagian kakinya.
Pantauan wartawan di lokasi, Selasa (2/7/2019), kondisi monumen yang berada di pusat Kota Serang ini tampak memprihatinkan dan tidak terurus.
Bangunan monumen yang posisinya terletak di tengah keramaian bahkan di depan kantor pendopo Bupati Serang dan eks Pendopo Gubernur Banten itu terlihat sangat kumuh seperti tidak dirawat.
Seyogyanya, lambang perjuangan masyarakat Banten yang jadi bahan memotivasi untuk para anak muda untuk menghargai jasa para pahlawan yang berjuang untuk Negara Indonesia ini dirawat. Namun, dengan terlihat kumuh seperti itu, menjadi simbol bahwa yang berwenang di Banten tidak perduli akan sejarah bangsanya sendiri
Aris, petugas perawatan taman Alun-alun Kota Serang mengatakan, kondisi rusaknya patung tersebut sudah lama menjadi pemandangan yang tidak sedap dilihat. Patung lambang perjuangan itu dibiarkan dalam kondisi hancur, banyak sampah berserakan bahkan bau pesing di sekitar monumen.
"Harus diperbaiki. Kan miris, dan malu, seolah-olah gak diperhatikan. Sudah lama banget. Kadang bau gak enak bau kencing. Patung yang patah kaya gitu karena kurang perawatan. Padahal kemungkinan anggarannya ada,” katanya.
Selain, Aris, warga Kota Serang, Ipul mengaku, kerap melihat para pejabat di sekitar monumen, namun sepertinya kata Ipul mereka tidak peduli terhadap hancurnya lambang perjuangan masyarakat Banten.
“Harus cepet dibenahi, masa mau diliatin aja kayak gitu, kayak contoh di depan aja tuh keramik pada jebol gak dibenerin, warga kecil kayak saya tuh cuma bisa ngeliatin aja padahal di sini banyak orang pemerintah bahkan lewat tapi cuek aja lewat,” tandasnya.
Ditambahkan, Lia, warga Kampung Sabrang, Kecamatan Petir, menjelaskan, kondisi tidak terawat sangatlah memprihatinkan. Ia berharap ada pihak terkait yang segera menyelesaikan dan merenovasi ulang agar kembali bagus dan enak dilihat.
Y
"Ia harusnya sih direnovasi dicat ulang, melihat catnya aja udah kumuh, keropos, banyak sampah berserakan, pastinya warga Serang yang melintas ke sini juga menilainya kayak gitu, monumen perjuangan masyarakat Banten harusnya dirawat dengan baik,” tutupnya.
(End)