• Jelajahi

    Copyright © Kjb.Nusantara
    Berita aktual tepercaya

    Kanal Video

    2 Jembatan Gantung di Pandeglang Rusak Parah, DPUPR Butuh Rp2,5 Miliar

    Senin, 10 Februari 2025


    PANDEGLANG, KJBNUSANTARA.ID–Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Pandeglang mencatat sekitar ada 60 unit jembatan gantung yang ada di Kabupaten Pandeglang. Namun dari 60 jembatan itu 2 di antaranya mengalami rusak parah.


    Pelaksana tugas (Plt) Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Pandeglang, Andrian, mengungkapkan pihaknya mencatat dua dari 60 jembatan gantung di wilayahnya mengalami kerusakan parah. DPUPR mengusulkan perbaikan total dengan anggaran sekitar Rp2,5 miliar.

     

    Andrian mengatakan dua jembatan gantung yang rusak berada di Desa Nanggala, Kecamatan Cikeusik, serta Desa Kramat Manik yang menghubungkan Kecamatan Angsana dan Sukaresmi.


    “Kalau jembatan gantung yang rusak parah itu ada dua, kategorinya korosi, jadi perlu perbaikan total,” ungkap Andrian, Minggu 9 Februari 2025.


    Menurutnya, perbaikan mencakup penggantian material dan tali sling penyangga agar jembatan aman dilintasi masyarakat. Namun, anggaran yang tersedia masih terbatas.


    Ya kalau hitungan kita kemarin itu terkait dua jembatan itu bisa kurang lebih menghabiskan Rp2,5 Miliar untuk perbaikan jembatan tersebut,” jelasnya.


    DPUPR berupaya merespons laporan masyarakat terkait infrastruktur rusak. Namun, keterbatasan anggaran kerap menjadi kendala dalam realisasi perbaikan fisik.


    “Ya kalau survei menghitung RAB itu tidak lama gitu untuk melaporkan, sebenarnya kita pengen berusaha memberikan pelayanan yang optimal apalagi kondisi kita seperti bina marga yang menjadi salah satu OPD yang terkena recofusing anggaran,” tuturnya.


    Sementara itu, salah satu warga yang hendak ke kebun, jembatan gantung, Adung mengatakan ia mengaku khawatir jembatan gantung di daerah mereka sewaktu-waktu ambruk.


    Jembatan yang menjadi akses utama warga untuk beraktivitas, termasuk ke kebun dan sekolah, kini kondisinya semakin memprihatinkan.


    “Jembatan ini jadi jalur utama warga, tapi kondisinya sangat mengkhawatirkan. Kami takut sewaktu-waktu ambruk,” jelasnya.


    Lanjutnya, material alas jembatan sudah lapuk, banyak seling putus, dan tiang penyangga mulai rapuh setelah terkena longsor saat banjir beberapa waktu lalu.


    Warga berharap pemerintah segera melakukan perbaikan sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan.


    Sementara menurut Kepala Desa Nanggala, Sumarna mengungkapkan bahwa pihaknya telah berulang kali melakukan perbaikan jembatan gantung secara swadaya, bekerja sama dengan Danramil, Babinsa, dan Camat Cikeusik. Perbaikan dilakukan sesuai kemampuan anggaran Pemerintah Desa.


    “Sejak saya menjabat pada 2021, kami sudah melakukan perbaikan bersama Babinsa. Kami lakukan rehab secara swadaya, menyesuaikan dengan kemampuan kami,” ucapnya.


    Namun, perbaikan tersebut dinilai belum cukup untuk mengatasi kerusakan yang terjadi. Pihaknya telah mengajukan perbaikan jembatan ini ke pemerintah daerah dan Kementerian terkait sebanyak enam kali.


    “Harapannya, ada penanganan serius karena dana desa tidak mencukupi untuk perbaikan total. Jembatan ini sangat penting untuk akses masyarakat, terutama anak-anak yang pergi ke sekolah,” tegasnya.

    Kolom netizen >>>

    Buka kolom netizen

    Berita Terbaru