Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), melakukan kunjungan kerja ke Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata, Jawa Barat. PLTS ini merupakan proyek energi terbarukan terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ketiga di dunia, dengan kapasitas 145 megawatt (MWac) atau setara 192 megawatt-peak (MWp).
Dalam kunjungannya, AHY meninjau langsung infrastruktur utama PLTS yang terletak di atas Waduk Cirata, mencakup wilayah Kabupaten Purwakarta, Cianjur, dan Bandung Barat. Proyek ini dibangun di area seluas 200 hektare dan terdiri dari 13 blok dengan lebih dari 340.000 panel surya. PLTS ini mampu memproduksi sekitar 245 juta kilowatt-jam (kWh) energi bersih per tahun, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik lebih dari 50.000 rumah. Selain itu, keberadaan PLTS ini berkontribusi pada pengurangan emisi karbon lebih dari 200.000 ton per tahun.
Dalam sambutannya, AHY menekankan pentingnya pengembangan energi hijau di Indonesia. "PLTS Terapung Cirata adalah salah satu langkah konkret dalam mewujudkan transisi energi menuju sumber daya yang lebih ramah lingkungan. Ini juga menjadi bukti bahwa Indonesia serius dalam mengurangi ketergantungan pada energi fosil," ujar AHY.
Proyek ini merupakan hasil kolaborasi antara subholding PLN Nusantara Power dan perusahaan energi asal Uni Emirat Arab, Masdar. Dengan investasi sekitar Rp1,7 triliun, proyek ini telah menyerap lebih dari 1.400 tenaga kerja lokal, sekaligus meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dalam industri energi terbarukan.
PLTS Terapung Cirata diharapkan dapat diresmikan pada akhir Oktober 2023, bertepatan dengan Hari Listrik Nasional. Kehadirannya tidak hanya memperkuat ketahanan energi nasional tetapi juga menjadi daya tarik bagi investor untuk berinvestasi dalam proyek energi bersih di Indonesia.
Red:kjbnusantara
