PANDEGLANG, KJBNUSANTARA.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang telah menerima pendapatan sebesar Rp476 juta dari pengelolaan Pulau Liwungan yang terletak di Kecamatan Panimbang.
Pendapatan ini berasal dari PT Generasi Cipta Mandiri, yang telah mengelola pulau seluas 46 hektare tersebut selama dua tahun terakhir.
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Kabupaten Pandeglang, Yahya Gunawan Kasbin mengungkapkan bahwa Pemerintah Daerah telah menjalin kerja sama pemanfaatan Pulau Liwungan dengan PT Generasi Cipta Mandiri selama 25 tahun. Kerja sama ini bertujuan untuk mengelola pulau seluas 46 hektare tersebut sebagai objek wisata.
“Selama dua tahun ini sudah berjalan. Pada tahun pertama, 2023, pendapatan yang diterima sebesar Rp233 juta, diikuti Rp243 juta pada 2024, dan pada 2025 diperkirakan akan mencapai Rp253 juta untuk PAD,” kata Yahya, Kamis 6 Februari 2025.
Dia menambahkan, saat ini pengelola masih mengembangkan berbagai fasilitas di Pulau Liwungan. Pembangunan fasilitas tersebut diamanatkan untuk diselesaikan dalam kurun waktu lima tahun.
Memasuki tahun kesepuluh, Pemerintah Daerah juga akan menerima bagian dari keuntungan yang diperoleh pengelola.
“Kami akan menerima kontribusi tetap hingga 23 tahun ke depan. Kami berharap pada 2025 pengelola sudah dapat menyelesaikan pengembangan, karena ini konsepnya pariwisata,” tambahnya.
Ia menilai kerja sama pengelolaan Pulau Liwungan dengan PT Generasi Cipta Mandiri menguntungkan, karena setiap tahun Pemkab Pandeglang akan menerima kontribusi tetap. Kerja sama ini juga dianggap sebagai langkah kolaboratif dalam membangun pondasi pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Ini sudah bisa bagi keuntungan. Selain kontribusi tetap, kami di tahun ke-10 juga akan menerima bagian dari keuntungan,” ujarnya.
Namun, Yahya menegaskan bahwa pengelola dilarang membangun bangunan permanen di pulau tersebut. Sebagai gantinya, pengelola disarankan untuk mendirikan bangunan yang ikonik dan eksotis untuk menunjang pariwisata, seperti hotel, restoran, dan fasilitas rekreasi lainnya.
“Bangunannya tidak permanen, tetapi harus ikonik dan eksotik. Kami berharap pada tahun kelima pembangunan dapat selesai, sehingga mereka bisa mulai operasional,” kata Yahya