KJBNUSANTARA.id, Pandeglang — Defisit anggaran dan kelangkaan obat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Berkah Kabupaten Pandeglang kembali menjadi sorotan publik. Isu ini mencuat dan menyebar luas di berbagai media online, mengundang perhatian masyarakat dan para aktivis.
Ketua Barisan Aktivis Koalisi Untuk Daerah (BARAKUDA), Azis, menegaskan bahwa pelayanan kesehatan serta ketersediaan obat-obatan dan alat medis di rumah sakit merupakan hal yang sangat penting. "Pelayanan dan ketersediaan obat merupakan aspek krusial yang berkaitan langsung dengan keselamatan pasien, baik yang menderita penyakit ringan maupun berat," ujar Azis pada Jumat (14/3/2025).
Namun, kondisi di RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang justru menunjukkan hal sebaliknya. Kelangkaan obat yang sering terjadi di rumah sakit tersebut memicu kekecewaan masyarakat. Tak hanya itu, munculnya informasi terkait defisit anggaran yang melanda RSUD Berkah semakin memperburuk situasi, dikhawatirkan akan menghambat pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
Azis mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima berbagai keluhan serupa dari masyarakat, yang menguatkan dugaan adanya permasalahan serius dalam manajemen rumah sakit. "Apa yang diungkapkan oleh BR di beberapa media, saya rasa benar adanya. Keluhan mengenai pelayanan dan ketersediaan obat sudah sering disampaikan oleh masyarakat. Ini bukan lagi rahasia umum," tegasnya.
Sebagai tindak lanjut, Azis bersama aktivis BARAKUDA serta beberapa aktivis Pandeglang, didampingi jurnalis Nasional Indonesia (JNI) dan Ikatan Wartawan Online Indonesia (IWOI), berencana mengajukan audiensi dengan pihak RSUD Berkah. Audiensi ini bertujuan meminta klarifikasi langsung guna memastikan transparansi dalam pengelolaan anggaran dan pelayanan kesehatan.
"Dalam waktu dekat ini, kami bersama para wartawan akan melayangkan surat audiensi kepada pihak RSUD Berkah. Kami ingin mendapatkan penjelasan yang jelas dan tuntas mengenai persoalan ini," pungkas Azis.
Hingga berita ini diturunkan, pihak RSUD Berkah belum memberikan tanggapan resmi terkait dugaan defisit anggaran dan kelangkaan obat-obatan yang disoroti oleh aktivis dan masyarakat.
(ARI)